KUDUS – Usaha produksi tahu yang dirintis oleh Noor Muhlis sejak 2021 telah menunjukkan hasil positif. Pria berusia 35 tahun ini mampu mendapat penghasilan bersih per hari rata-rata Rp 500 ribu.

Muhlis menyodorkan senyum saat Tribunjateng.com datang ke pusat produksi tahu Sadar Sari miliknya di Dukuh Gadon RT 2 RW 5 Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kudus pada Minggu 22 April 2024. Dengan cekatan dia memberikan minuman kemasan dan mempersilakan kami duduk di teras rumah produksi tahu.

Suara riuh terdengar begitu keras dari dalam rumah produksi tahu Sadar Sari. Suara itu bersumber dari mesin penggiling kedelai yang akan diolah menjadi tahu. Tampak sesekali karyawannya sibuk mondar-mandir sembari menggotong loyang berisi bubur kedelai setelah digiling. Begitulah aktivitas yang biasa terjadi setiap hari sejak pukul 08.00 sampai pukul 15.00 di tempat produksi milik Muhlis.

Terhitung sudah tiga tahun Muhlis merintis usaha produksi tahu. Bapak dua anak ini sengaja memulai bisnis produksi tahu berbekal pengalamannya bekerja sebagai sopir pengangkut tahu milik seorang pengusaha di Grobogan. Selain itu, niat untuk memulai menjadi pengusaha tahu juga mendapat dorongan kuat dari sang ayah Sukandar yang sejak lama bekerja sebagai kuli produksi tahu milik seorang pengusaha di Desa Mijen.

“Pengalaman saya waktu ikut kerja jadi sopir untuk mendistribusikan tahu ditambah pengalaman bapak yang telah lama bekerja ikut pengusaha tahu, akhirnya membuka usaha sendiri,” kata Muhlis memulai pembicaraan.

Saat memulai usaha produksi tahu, Muhlis memanfaatkan modal dari sokongan keluarga. Memang modalnya tidak seberapa, tetapi dari kuatnya tekad dan niat membuat usaha tahunya benar-benar berjalan.

Seiring berjalannya waktu, dia ingin usaha tahunya kian berkembang dan kuantitas produksinya juga kian bertambah. Untuk memulai ini dia meminjam modal dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pinjaman modal yang diakses Muhlis sebesar Rp 20 juta. Pinjaman itu dia gunakan untuk menambah fasilitas produksi.

Fasilitas produksi yang kian bertambah berimbas pada kuantitas produksi. Dari yang semula tidak sampai menghabiskan bahan baku 4 kuintal kedelai per hari, kini per hari rumah produksi tahu Sadar Sari minimal menghabiskan 4,5 kuintal kedelai. Bahan baku sebanyak itu bisa diolah menjadi tahu sebanyak 240 loyang.

“Masing-masing loyang papan itu isi tahunya jumlahnya bermacam-macam. Menyesuaikan ukuran irisan tahu,” kata Muhlis.

Bahkan saat hari-hari besar, misalnya jelang Idulfitri, produksi tahu di Sadar Sari bisa melonjak tajam. Dalam sehari bisa menghabiskan 1 ton lebih kedelai. Atau saat Zulhijah atau Iduladha rata-rata produksi tahu miliknya bisa menghabiskan 6 sampai 7 ton kedelai. Untuk itu Muhlis tidak bisa mengerjakannya sendiri. Saat ini dia dibantu oleh 7 karyawan.

“Untuk bahan baku kedelai saat ini mudah. Kami mengambilnya dari koperasi. Bahan baku itu kami pilih yang paling bagus yaitu kedelai impor dari Amerika. Harga perkilogramnya Rp 10.900,” kata Muhlis.

Kiat Membangun Usaha Produksi Tahu

Setelah tiga tahun merintis usaha produksi tahu, kini Muhlis telah memiliki pelanggan tetap. Pelanggannya itu ada di Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, dan Kabupaten Grobogan. Total ada 15 titik yang setiap hari dipasok tahu produksinya. Selain itu ada juga para pelanggan yang datang langsung ke tempat produksi untuk membeli tahu.

Untuk membuat usahanya bisa tetap berjalan, kata Muhlis, memang tidak sekadar mempertahankan kualitas produksi. Tetapi dia juga memiliki cara khusus agar pelanggannya tetap setia ikut memasarkan tahu produksinya.

“Untuk kualitas produksi memang kami berusaha untuk terus mempertahankan yang terbaik. Misalnya dengan memilih bahan baku kedelai yang paling bagus, sebab hasil tahunya juga akan bagus,” kata Muhlis.

Di sisi lain Muhlis mencoba untuk membangun relasi komunikasi dengan para pelanggannya senyaman mungkin. Dari situ dia percaya, pelanggan akan merasa nyaman dan kembali memesan produk tahunya.

“Ibaratnya kami membangun persaudaraan dan komunikasi yang bagus dengan para pelanggan,” kata Muhlis.

Buah dari kerja kerasnya merintis usaha tahu kini telah bisa dinikmati. Buktinya dalam sehari dia dapat penghasilan bersih dari produksi tahu rata-rata Rp 500 ribu. Namun Muhlis tidak ingin diam. Dia ingin usahanya terus berkembang dan bermanfaat bagi warga sekitar. Manfaat itu bisa berupa penambahan karyawan produksi tahu, juga dia berencana akan mengolah limbah produksi tahu menjadi biogas yang bisa dinikmati warga sekitar.

Sementara Pimpinan Cabang BRI Kudus Iman Indrawan mengatakan, Muhlis merupakan contoh konkret keberhasilan program pinjaman KUR yang dinikmati oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Untuk itu pihaknya sebagai perbankan selalu siap untuk memfasilitasi pelaku UMKM yang butuh modal untuk mengembangkan usaha.

“Soalnya kalau pelaku usaha mikro kecil maju, kami juga kena dampak dari itu,” kata Iman.

KUR bisa dikatakan sebagai penyelamat bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Skema pinjaman tersebut bunganya disubsidi oleh pemerintah, makanya pelaku tidak merasa terbebani. Yang jelas pihaknya siap untuk menyalurkan KUR kepada pelaku UMKM asalkan memenuhi syarat dan ketentuan.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skip to content